Siang itu Yunus duduk sendirian di bukit yang terletak dibelakang rumah ayahnya. Ia tengah menunggu merpati pengantar surat jawaban lamaran kerja yang kemarin diterbangkan. Saking lamanya menunggu matanya pun terasa berat dan lama kelamaan ia merasa sangat mengantuk. Tiba-tiba antara sadar dan tak sadar ia mendengar suara berkata:” Yunus anakku…bangunlah..” Yunus segera bangun dari tidur ayamnya dan langsung merebahkan dirinya ketanah. “ Tuhan, bicaralah sebab aku mendengarMU..” katanya dengan khidmat dan sok tahu.
Lalu suara tadi terdengar lagi:” Yunus anakku.. apa-apa-n kau ini… bangun nak.. gimana lamaran kerjamu? Apa merpatinya sudah kembali?” Yunus merasa ia mengenal suara ini dan perlahan-lahan ia mengangkat kepalanya. Tepat didepannya pak Amittai (bapaknya!) berdiri dengan wajah bengong melihat kelakuan anak-nya yang agak nyeleneh. "Kamu ini ngapain sih Yun.. Mana si Jacky, burung merpatiku? ” Pak Amittai menanyakan burung merpati kesayangannya yg kemarin dipinjam Yunus buat mengirimkan surat lamaran kerja. Dengan wajah kuyu ia menjawab bapaknya asal-asalan: “Belon balik Pa… mungkin merpatinya kesasar sampai ke Yunani sana…”.
“Ah kamu ini, si Jacky itu khan juara 3 kali berturut-turut lomba burung merpati.. mana mungkin tersesat..”Pak Ammittai tampak jengkel karena merpati kesayangannya di fitnah sama anaknya sendiri. “Yah sudah kamu tunggu aja disini.. entar lagi dia pasti kembali…eh, kamu sambil lihat-lihat rumah ya, Papa dan Mama mau pergi arisan ” pak Amittai bangkit dan langsung pergi sambil menggerutu.
“Ah kamu ini, si Jacky itu khan juara 3 kali berturut-turut lomba burung merpati.. mana mungkin tersesat..”Pak Ammittai tampak jengkel karena merpati kesayangannya di fitnah sama anaknya sendiri. “Yah sudah kamu tunggu aja disini.. entar lagi dia pasti kembali…eh, kamu sambil lihat-lihat rumah ya, Papa dan Mama mau pergi arisan ” pak Amittai bangkit dan langsung pergi sambil menggerutu.
Sepeninggal pak Amittai Yunus kembali merasakan kantuk yang luar biasa. Ditengah perjuangan melawan rasa kantuk sayup-sayup ia mendengar suara lagi.
“Yunus..”(Yunusnya diam saja, karena mengira bapaknya sedang menggodanya)
“Yunus...” Yunus masih tak bereaksi, malah setetes iler telihat melintas diujung bibirnya.
“YUNUS! Bangun.." Suara itu terdengar lagi, dan kali ini agak keras sehingga Yunus terbangun. Karena tak melihat siapa-siapa Yunus kembali bersiap-siap hendak tidur lagi.
“YUNUS! Bangun.." Suara itu terdengar lagi, dan kali ini agak keras sehingga Yunus terbangun. Karena tak melihat siapa-siapa Yunus kembali bersiap-siap hendak tidur lagi.
“YUNNNUUUS… BAANGUUUN..! Suara tadi terdengar disertai gledek dan angin riuh sehingga membuat Yunus meloncat saking kagetnya... Ketika sudah benar-benar sadar akhirnya ia segera maklum kalo itu adalah suara TUHAN.. ia-pun segera bangkit dan bersiap siap tiarap ditanah. Namun sebelum badannya menyentuh tanah, TUHAN Berfirman lagi: "Bangunlah Yunus, pergilah ke Niniwe, kota besar itu…. Kau harus berkhotbah disana... serukan kepada penduduk Niniwe bahwa kejahatan mereka telah AKU ketahui.... ketahui... ketahui..ketahui.." Suara itu berhenti dan begitu pula suara angin dan petir yang tadi mengiringi. Yunus sadar Tuhan sudah selesai berfirman, tanpa memberinya kesempatan untuk berargumentasi.
Yunus merasa tugas yang diberikan TUHAN padanya tidaklah masuk akal. Jangankan berkotbah didepan penduduk sekota, ngomong didepan orang tua nya sendiri masih suka belepotan. Itulah sebabnya Yunus mencantumkan motto “Banyak Bekerja Sedikit Bicara, Yunus Orangnya” pada lembar Curriculum Vitae-nya. Saking khawatir dan kurang percaya diri, Yunus mulai dilanda demam panggung (panik) dan mulai dilanda ketakutan. Dia segera membuat planning untuk melarikan diri ke Tarsis jauh dari hadapan TUHAN. Tanpa membuang waktu, dengan menumpang ojek (jaman dulu ojek memakai keledai atau sapi -red), ia pergi ke Pelabuhan dikota Yope . Melalui seorang calo tiket akhirnya ia menemukan sebuah kapal dengan tujuan Tarsis, yaitu KM .TARSIS MAKMUR SENTOSA.
Tetapi Allah tahu apa yang Yunus rencanakan. Ditengah perjalanan IA membuat angin badai yang amat dahsyat di atas laut. Para pelaut yg rata-rata berpengalaman dan ber ijazah pelaut (ya iiyalaa...) sangat ketakutan karena belum pernah merasakan badai yang sedemikian dahsyatnya. Mereka kebanyakan belum mengenal Tuhan ALLAH, sehingga satu persatu berteriak minta pertolongan kepada dewa sendiri namun tetap tak ada hasilnya. Akhirnya mereka mulai melakukan langkah standar prosedural dalam situasi krisis darurat dengan melemparkan benda-benda berat yang berada di atas kapal, termasuk patung patung berhala dari batu dan perunggu yang barusan disembah (....kapok kali..), dengan maksud untuk membuat kapal menjadi lebih ringan.
Sementara itu Yunus telah turun ke bagian bawah kapal dan melanjutkan hobbi lamanya yaitu tidur pulas... Kapten kapal begitu tahu ada orang yang tidur, segera pergi menemui Yunus dan membentaknya, "HOOOiii.. BANGUN!! Keadaan begini bagaimana mungkin kau tertidur? Ini situasi krisis… cepat panggil Tuhan-mu, karena mungkin Dia dapat menolong" Teriak Kapten Kapal itu sambil menatapnya tajam. Karena melihat Yunus hanya bengong kru kapal berkata satu sama lain, "Ayo, kita pasang undi, siapa tahu ada pembawa sial diantara kita" Maka mereka melempar dadu untuk mengundi, dan bisa ditebak undian jatuh pada Yunus… Semua mata menatap Yunus, yang tampak mulai salah tingkah… Salah seorang kru berkata kepadanya:"Coba katakana apa urusanmu disini… Heh.. dari mana kau berasal?"
"Aku seorang Ibrani..yah Yahudi..” Yunus menjelaskan dengan aksen mirip dubbing telenovela
“Aku..aku juga penyembah Allah dari surga, ya ..ALLAH..yang membuat laut dan daratan…ini semua adalah hasil perbuatanNYA" Orang-orang itu sangat ketakutan "Aa.. ini orang tak siuman...apa rupanya yang kamu lakukan?" Kapten Kapal yang ikut mendengar bertanya dengan suara keras:"Memangnya siapa Allahmu itu sehingga bisa-bisanya ia membuat laut menggelora begini?” Si kapten kalo bicara menyangkut agama memang punya sikap pragmatis, antara percaya dan tak percaya.. Tapi setelah berpikir-pikir berdebat tak ada gunanya dalam situasi begini ia berkata lagi pada Yunus,, "Apa yang harus kita lakukan agar laut dapat tenang?" Dengan wajah loyo Yunus akhirnya berkata pada mereka, " Okey, okee... baiklah.. aku sadar…yah sadar… ini semua adalah akibat dosaku pada ALLAH, jadi kalian Lemparkan saja aku ke laut.. yaa..kelaut..., di jamin laut akan menjadi tenang… kalo tidak bisa ditukar dengan yang lainnya." Semua diam pura pura tak mendengar ucapan Yunus yang terakhir. Namun, karena menganggap Yunus hanya membual, Kapten bersama kru kapal yang tersisa masih berjuang mengendalikan kapal dengan sekuat tenaga. Begitu menyadari harapan untuk dapat lolos dari badai sangat tipis akhirnya mereka berseru kepada ALLAH yang disebutkan Yunus "Kami berdoa-Mu, ya ALLAH-nya Yunus, ..kami berdoa kepadaMU…yaa..benar berdoa.. (mereka meniru logat bicara Yunus ala sinetron, karena menganggap begitulah cara bicara dengan Allah.. biarlah kami hidup, kan bukan kami yang bersalah...bukan… yaa...eh.. tidaakk... janganlah darah orang tak bersalah tumpah karena kesalahan satu orang…., sebab Engkau ALLAH..y yaa.. Allah.. " Sebelum mereka melanjutkan doa, beberapa orang yang tak sabar segera mengangkat Yunus dan melemparnya ke laut…. Segera setelah tubuh Yunus menghilang dari pandangan laut akhirnya menjadi tenang. Kejadian itu membuat orang-orang ketakutan dan mulai percaya pada ALLAH.
“Aku..aku juga penyembah Allah dari surga, ya ..ALLAH..yang membuat laut dan daratan…ini semua adalah hasil perbuatanNYA" Orang-orang itu sangat ketakutan "Aa.. ini orang tak siuman...apa rupanya yang kamu lakukan?" Kapten Kapal yang ikut mendengar bertanya dengan suara keras:"Memangnya siapa Allahmu itu sehingga bisa-bisanya ia membuat laut menggelora begini?” Si kapten kalo bicara menyangkut agama memang punya sikap pragmatis, antara percaya dan tak percaya.. Tapi setelah berpikir-pikir berdebat tak ada gunanya dalam situasi begini ia berkata lagi pada Yunus,, "Apa yang harus kita lakukan agar laut dapat tenang?" Dengan wajah loyo Yunus akhirnya berkata pada mereka, " Okey, okee... baiklah.. aku sadar…yah sadar… ini semua adalah akibat dosaku pada ALLAH, jadi kalian Lemparkan saja aku ke laut.. yaa..kelaut..., di jamin laut akan menjadi tenang… kalo tidak bisa ditukar dengan yang lainnya." Semua diam pura pura tak mendengar ucapan Yunus yang terakhir. Namun, karena menganggap Yunus hanya membual, Kapten bersama kru kapal yang tersisa masih berjuang mengendalikan kapal dengan sekuat tenaga. Begitu menyadari harapan untuk dapat lolos dari badai sangat tipis akhirnya mereka berseru kepada ALLAH yang disebutkan Yunus "Kami berdoa-Mu, ya ALLAH-nya Yunus, ..kami berdoa kepadaMU…yaa..benar berdoa.. (mereka meniru logat bicara Yunus ala sinetron, karena menganggap begitulah cara bicara dengan Allah.. biarlah kami hidup, kan bukan kami yang bersalah...bukan… yaa...eh.. tidaakk... janganlah darah orang tak bersalah tumpah karena kesalahan satu orang…., sebab Engkau ALLAH..y yaa.. Allah.. " Sebelum mereka melanjutkan doa, beberapa orang yang tak sabar segera mengangkat Yunus dan melemparnya ke laut…. Segera setelah tubuh Yunus menghilang dari pandangan laut akhirnya menjadi tenang. Kejadian itu membuat orang-orang ketakutan dan mulai percaya pada ALLAH.
Tetapi Allah ternyata punya rencana dahsyat. IA menyiapkan seekor ikan yang sangat besar didalam laut… Begitu melihat Yunus dilemparkan Ikan besar itu langsung mengambil ancang-ancang dan langsung menelan Yunus mentah-mentah (emangnya ikan punya kompor?) Selama 3 hari Yunus dibawa berputar-putar oleh ikan itu dan selama itu pula Yunus berdoa kepada Allah menyesali kebodohan yang ia lakukan dulu. Dan Yunus berada di dalam ikan tiga hari dan tiga malam. . Satu hal yang ia pelajari dari pengalamannya ini adalah ia tidak dapat lari dari hadapan ALLAH, hal lain yang ia pelajari bahwa didalam perut ikan ia tak dapat tidur barang sekejap, karena udara lembab dan bau amis yang sangat menyolok. Beberapa hari kemudian Yunus sudah berdiri di kota Niniwe… dihadapan orang banyak ….berkotbah.TAMAT
No comments:
Post a Comment